Jumat, 28 Maret 2014

Pemakaian Metode Ilmiah Dalam Menjawab Pertanyaan-Pertanyaan Ilmiah




Metode Ilmiah

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ilmiah harus menggunakan metode ilmiah dan harus dengan bukti yang otentik dan nyata.
Metode ilmiah atau proses ilmiah (scientific method) merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.

Langkah-langkah penulisan ilmia

1. Perumusan Masalah
Pertanyaan mengenai objek empiris yang jelas batas-batasnya.

2. Penyusunan kerangka
Berpikir dalam pengajuan hipotesis argumentasi yang menjelaskan hubungan yang terdapat antara berbagai faktor yang saling mengikat.

3. Perumusan hipotesis
Jawaban sementara atau dugaan jawaban pertanyaan yang materinya merupakan kesimpulan.

4. Pengujian hipotesis
Pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesisnya diajukan untuk memperlihatkan apakah ada fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut.

5. Penarikan kesimpulan
Penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan itu ditolak atau diterima.

Karakteristik Metode Ilmiah

1. Bersifat kritis, analistis, artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan metode untuk pemecahan masalah.

2. Bersifat logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang dibuat secara rasional berdasarkan bukti-bukti yang tersedia.

3. Bersifat obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama dengan kondisi yang sama pula.

4. Bersifat konseptual, artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.

5. Bersifat empiris, artinya metode yang dipakai didasarkan pada fakta di lapangan.

Kriteria metode ilmiah :

1. Berdasarkan fakta

2. Bebas dari prasangka (tidak subyektif)

3. Menggunakan prinsip-prinsip analisis (kausalitas & pemecahan masalah berdasarkan analisis yang logis)

4. Menggunakan hipotesis (sebagai pemandu jalan pikiran
menuju pencapaian tujuan)

5. Menggunakan ukuran obyektif (bukan berdasarkan perasaan)

6. Menggunakan teknik kuantifikasi (nominal, rangking, rating)

Ciri2 masalah penilitian yang baik:

1. Masalah yang dipilih harus mempunyai nilai penilitian

2. Masalah harus fisibel

3. Masalah harus sesuai dengan kualifikasi peniliti


Daftar Pustaka/ Sumber:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar