Senin, 10 Desember 2012

Cerpen detektif: ayo kita bermain!!

sesosok tubuh wanita tergantung kaku di langit-langit kamarnya. Penerangan di ruangan tersebut hanya berasal dari Macbook di depannya yang menyala. Halaman Macbook yang terbuka itu bertuliskan:

From : boneka_neraka@hell.net
To : cathcute@www.com
Subject : ---
I just wanna play a game
Do you want to play?
Join us and come to Heaven Gate
I’ll wait you…

Kemudian pintu terbuka dan seorang perempuan paruh baya masuk. Jeritan keras pun memecahkan ketenangan pagi saat dia melihat mayat anaknya itu.

***


“Gila! Ini sudah yang keempat!”
Inspektur Turangga Bayu menggerutu di kantornya. Kasus bunuh diri di kota Madiun bertambah lagi. Sejak pertengahan bulan Oktober lalu pelaku bunuh diri itu sudah mencapai empat orang. Sebagian besar pelakunya adalah pelajar putri berusia antara 17 sampai 20 tahun.
“Janu, ceritakan lagi kondisi pelaku!” perintahnya.
Janu yang sibuk membuat catatan kasus hari itu menghentikan pekerjaannya. Pelaku bunuh diri kali ini bernama Sherly Anggraini, mahasiswi semester 4 di Universitas Merdeka Madiun. Penyebab kematiannya adalah kehabisan napas karena tercekik oleh tali yang menjerat lehernya. Berdasarkan kekakuan tubuhnya, dapat diperkirakan dia meninggal 12 jam sebelum ditemukan, yaitu sekitar jam 6 sampai jam 7 malam.
“Ini sudah jelas bunuh diri, Pak.”
“Bukan. Dia bukan pelaku, dia korban. Bagaimana dengan hasil otopsi?”
“Iya, Pak. Di tubuh pelaku ditemukan adanya obat tidur. Tapi menurut keterangan ibunya, dia minum obat tidur itu karena penyakit insomnianya.”
“Sudah kubilang dia itu korban. Sama seperti kasus-kasus sebelumnya. Ada sisa obat tidur atau obat penenang di tubuh korban. Ingat juga kondisi sekeliling korban. Pesan dari Boneka Neraka selalu muncul kan? Kasus ini pasti pembunuhan, dan yang aku khawatirkan akan ada korban selanjutnya.”
“Maksud Bapak?”
“Tidak. Hanya naluri kepolisianku saja.”
Janu agak terkejut dengan dugaan atasannya tersebut. Memang baru empat kasus yang terjadi dan mengatasnamakan Boneka Neraka. Namun, atasannya itu sudah bisa mengambil kesimpulan seperti itu. Apakah benar ini kasus pembunuhan berantai? Dia membetulkan letak kacamatanya dan melanjutkan pekerjaannya yang tertunda. Sementara itu, Inspektur Turangga masih memikirkan kertas yang dibawanya.

• Korban pertama. Ineke Arini Putri. 17 tahun. Tanggal kejadian 17 November 2009. Penyebab kematian korban adalah overdosis obat penenang. Di handphone korban tertulis sebuah pesan yang sama dari Boneka Neraka.
• Korban kedua. Juli Senandung. 20 tahun. Tanggal kejadian 2 November 2009. Penyeban kematian adalah jatuh dari lantai tiga sebuah mal. Ditemukan surat dengan pesan yang sama.
• Korban ketiga. Ujang Gunawan. 18 tahun. Tanggal kejadian 5 November 2009. Penyebab kematian adalah tertabrak mobil (masih diragukan apakah karena kecelakaan atau tidak). Korban meninggal karena kehabisan darah saat dalam perjalanan ke rumah sakit. Di sakunya juga ditemukan kertas pesan Boneka Neraka.
• Korban keempat. Sherly Anggraini. 20 tahun. Tanggal kejadian 16 November 2009 (hari ini). Penyebab kematian adalah tercekik.

***


Di sebuah ruangan dengan lampu temaram. Seseorang memandang sebuah papan putih yang terletak di depannya.

Ineke Arini Putri 17/10/2009 overdosis
Juli Senandung 02/11/2009 keracunan
Ujang Gunawan 05/11/2009 kecelakaan
Sherly Anggraini 16/11/2009 gantung diri


Dia mencoret nama Sherly dan kemudian menambahkan satu nama lagi. Dia tersenyum. Kemudian tertawa. Sambil menuangkan Vodka ke gelasnya, dia merebahkan diri ke sofa.
“Selamat bermain Inspektur.” gumamnya. Sosok misterius itu meminum Vodkanya dengan tertawa setan.

Ineke Arini Putri 17/10/2009 overdosis
Juli Senandung 02/11/2009 keracunan
Ujang Gunawan 05/11/2009 kecelakaan
Sherly Anggraini 16/11/2009 gantung diri
Turangga Bayu 23/11/2009 kecelakaan dalam tugas

***


Hujan yang mengguyur kota Madiun siang itu tak mampu menggoyahkan kesibukan di Kantor Polresta Madiun. Inspektur Turangga, Janu, dan beberapa anggota satuan reserse dan kriminal lainnya sibuk menelaah kasus bunuh diri (yang diduga sang inspektur sebagai kasus pembunuhan berantai) baru-baru ini.
Inspektur Turangga Bayu adalah polisi senior berusia sekitar 40 tahun. Badannya tinggi-tegap, tidak seperti polisi-polisi tua lainnya yang berperut buncit. Anti rokok dan alkohol, serta berjiwa pemimpin. Sudah lima tahun dia dipindahkan ke Kepolisian Madiun dari Kepolisian Daerah Jawa Timur di Surabaya. Alasannya karena prestasinya yang terus naik, bantuannya diperlukan di daerah. Sedangkan anak buah kesayangannya, Janu Setiyawan, baru dua tahun lulus dari Akademi Kepolisian. Inspektur Turangga sendiri yang memilihnya sebagai asistennya. Orangnya cerdas. Berperawakan sedang-ideal, khas polisi muda yang baru masuk. Sejak saat itulah, Janu menjadi orang kepercayaan Inspektur Turangga.
“Pak, sepertinya saya sedikit mengerti kasus ini.”
“Bagaimana?”
“Benar kata Bapak. Ini pembunuhan berantai. Entah kebetulan atau tidak, coba lihat nama korban. Dan bandingkan dengan surat dari Boneka Neraka.”
Setelah berpikir sejenak, “Jangan-jangan…”
“Iya Pak. Saya berpikir huruf awal dari nama-nama korban cocok dengan isi surat tersebut.” Janu menandai apa yang dimaksudnya.

Ineke; Juli; Ujang; Sherly
I JUST WANNA PLAY A GAME


“Berarti, kalau berdasarkan analisismu, korban berikutnya adalah seseorang dengan huruf awal namanya ‘T’.”
“Saya rasa begitu, Pak.”
“Tapi siapa orang itu? Warga Madiun ada seribu orang lebih!”
“Saya sudah membuat daftarnya Pak. Di kota Madiun ini orang dengan huruf awal namanya ‘T’ ada sekitar 80 orang. Kita mungkin bisa menanyainya satu-persatu.”
“Hh… ada namaku juga ya.” inspektur tersenyum.
Janu juga ikut tersenyum. Ujung bibir kanannya tertarik ke atas. “Tidak mungkin Boneka Neraka berani mendekati Bapak.”
Sang inspektur memandangnya, “Apa ada hal lain yang kau temukan? Persamaan dari keempat korban tersebut? Kita tidak mungkin harus menanyai kedelapan puluh orang tersebut kan?”
“Untuk sementara ini saya belum menemukannya, Pak. Tapi saya akan terus berusaha.”
“Baik. Lanjutkan pekerjaanmu!”

***


23 November 2009; pukul 11.00

“Inspektur!” Janu berlari ke ruangannya dengan napas terengah. Di tangannya terdapat selembar kertas. Wajahnya menunjukkan keterkejutan. Di dalam ruangan satuan reserse dan kriminal hanya ada Inspektur Turangga.
“Saya menemukan surat ini… di kotak pos depan.”
Inspektur Turangga menyambar kertas yang dipegang Janu. Dia membacanya sekilas. Lalu diremasnya kertas itu.
“Jadi boneka bodoh itu ingin bermain dengan kita!?”
“Tapi Pak, mengapa dia mengirim surat pemberitahuan? Seperti bukan dia saja.”
“Entahlah. Kita harus ke sana. Aku tempat yang dimaksud.”
“Baik, Pak!”
Wahai polisi-polisi bodoh, kali ini aku berbaik hati. Temui aku di Gerbang Surga di mana kotak gambar yang telah rusak disimpan. Ingat burung phoenix yang mencurinya. Dan saat tiga pengembara menatap langit, pada saat itulah Apollo menunjukkan kehebatannya, dan tawanan surga akan terperangkap selamanya.
(I JUST WANNA PLAY A GAME)


23 November 2009; pukul 11.45

Inspektur Turangga dan Janu tiba di depan sebuah bioskop yang telah terbakar, Madiun Theatre. Bioskop itu terletak di pinggir jalan raya dan diapit oleh dua toko buku yang cukup ramai.
“Apa benar dia ada di sini, Pak?”
“Pesannya yang mengatakan sendiri. Kotak gambar berarti bioskop. Burung phoenix merupakan burung api. Madiun punya dua bioskop yang bankrut, tapi yang ditutup karena kebakaran hanyalah ini.”
“Terus mengapa kita harus ke sini secepat ini? Siapa tahu dia hanya menjebak kita?”
“Kukira kau lebih cerdas dari yang aku pikirkan. Tiga pengembara menatap langit adalah saat jarum jam, menit, dan detik menunjuk ke atas, yaitu jam 12.00. Sedangkan Apollo itu dewa matahari Yunani, dia akan membunuh korban selanjutnya pada pukul 12 siang ini. Cepat waktu kita tidak banyak!”
Inspektur Turangga menjelaskan sambil berlari ke dalam bioskop. Keadaan bioskop lama itu gelap dan suram karena sudah tidak ada lagi yang datang untuk menonton. Dengan membawa 44 Magnum Revolver di tangan, Inspektur Turangga dan Janu mulai menyelidiki seluruh isi bioskop. Sang inspektur segera melesat ke lantai 2 bioskop, sedangkan Janu bertugas menyelidiki lantai 1.
“Hoi! Keluar kau! Keparat!” terdengar teriakan di lantai 2.
“Mencariku Inspektur?”
Dari arah punggung inspektur muncul sesosok misterius berjubah hitam dan bertopeng. Inspektur Turangga menjaga jarak dengan sosok tersebut.
“Mana tawananmu?!” Tanya inspektur geram.
“Tawanan? Kau masih belum sadar juga?”
“Aku sudah tahu pola permainanmu. Nama korban, waktu kematian korban, dan cara kau membunuh. Semua berkaitan dengan pesanmu.”
“Oh ya.”
“Hampir saja aku keliru karena kasus ketiga. Itu memang murni kecelakaan. Menurut keterangan anak buahku, sebelum dibawa ke rumah sakit ada beberapa orang yang menolong korban, dan di situlah kau menyelipkan pesanmu. Kebetulan sekali, lalu kau menyesuaikan kembali dengan kasus keempat.”
“Apa benar begitu Inspektur?”
Sosok hitam tersebut memojokkan inspektur ke dalam ruangan bioskop. Tangan kanannya mengeluarkan jenis senjata yang sama--44 Magnum Revolver--dari balik jubah dan diarahkannya senjata api tersebut ke kepala inspektur. Inspektur Turangga refleks juga mengarahkan miliknya ke tubuh Boneka Neraka. Tapi sayang itu hanya tipuan, dengan satu gerakan kilat tangan kiri ‘si boneka’--yang juga memegang pistol--menembakkan peluru 6mm ke tubuh inspektur. Dua bunyi tembakan keras membuat tubuh inspektur terjengkang ke belakang. Cairan merah-kental mengalir tepat di bagian jantung inspektur. Bunyi debam di lantai berdebu di dalam ruangan tersebut mengantar kepergian Inspektur Turangga. Menjadi tawanan surga selamanya.

***


Boneka Neraka berjalan meninggalkan bioskop tua itu. Menanggalkan jubah hitamnya dan melepaskan topengnya. Sosok berperawakan sedang-ideal itu berjalan dengan tenang, seolah tidak terjadi apa-apa. Dia membetulkan letak kacamatanya. Kemudian tersenyum simpul dengan ujung bibir kanan tertarik ke atas. Diambilnya handphone-nya dan dia mulai mengetik pesan pendek.


I just wanna play a game
Do you want to play?
Join us and come to Heaven Gate
I’ll wait you…

Sending message

Delivered to: Inspektur Turangga


“Maaf, Inspektur.” gumamnya sambil tertawa. Tawa setan.

tugas softskill 3



Dasar-dasar Hukum Koperasi di Indonesia

Dasar Hukum Pembentukan dan Pengelolaan Koperasi
Pembentukan Koperasi
Koperasi Primer dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) orang, (pasal 6, ayat [1] )
1. UU No. 25/1992 tentang Perkoperasian
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. (pasal 1, ayat [1] )
2. PP No. 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi
Kegiatan usaha simpan pinjam adalah kegiatan yang dilakukan untuk menghimpun dana dan menyalurkannya melalui usaha simpan pinjam dari dan untuk anggota koperasi yang bersangkutan, calon anggota koperasi yang bersangkutan, koperasi lain dan atau anggotanya, (pasal 1, ayat [1] ).
Kegiatan usaha simpan pinjam dilaksanakan dari untuk anggota koperasi yang bersangkutan, calon anggota koperasi yang bersangkutan, koperasi lain dan atau anggotanya, (pasal 18, ayat [1] ). Calon anggota koperasi sebagaimana dimaksud dalam waktu paling lama 3 (tiga) bulan setelah melunasi simpanan pokok harus menjadi anggota (pasal 18, ayat [2] ).
3. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM Nomor 15/Per/M.KUKM/XII/2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM Nomor 19/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam Oleh :

A. Bentuk Organisasi
1. Koperasi simpan pinjam :
a) koperasi primer atau
b) koperasi sekunder.
2. Unit simpan pinjam koperasi dapat dibentuk oleh :
a) koperasi primer
b) koperasi sekunder.

B. Pendirian
1. Pendirian Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan mengenai persyaratan dan tata cara pengesahan akta pendirian dan perubahan anggaran dasar koperasi sesuai Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM Nomor 01/Per/M.KUKM/I/2006 tanggal 9 Januari 2006
2. Permohonan pengesahan akta pendirian KSP antara lain :
- Rencana kerja 3 (tiga) tahun
- Administrasi dan pembukuan
- Nama dan riwayat hidup calon pengelola
- Daftar sarana kerja
3. Pengesahan Akta pendirian koperasi simpan pinjam berlaku sebagai ijin usaha

C. Pembukaan Jaringan Pelayanan Simpan Pinjam
- Kantor cabang yang berfungsi mewakili kantor pusat dalam menjalankan kegiatan usaha untuk menghimpun dana dan penyalurannya serta mempunyai wewenang memutuskan pemberian pinjaman.
- Kantor cabang pembantu yang berfungsi mewakili kantor cabang dalam menjalankan kegiatan usaha untuk menghimpun dana dan penyalurannya serta mempunyai wewenang menerima permohonan pinjaman tetapi tidak mempunyai wewenang untuk memutuskan pemberian pinjaman.
- Kantor kas yang berfungsi mewakili kantor cabang dalam menjalankan kegiatan usaha untuk menghimpun dana.

D. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan dalam Pendirian KSP Primer/Sekunder
- Wajib memperhatikan kelayakan usaha serta manfaat pelayanan bagi anggotanya
- Wajib memahami pengertian nilai dan prinsip koperasi
- Anggota (orang seorang/KSP/USP Kop) yang berdomisili dalam satu wilayah Kab/Kota, maka pengesahan akta pendirian diajukan kepada Pejabat yang berwenang pada Kab/Kota setempat
- Anggota (orang seorang/KSP/USP Kop) yang berdomisili di lebih dari 1 (satu) Kab/Kota, maka pengesahan akta pendirian diajukan kepada Pejabat yang berwenang pada Prov./DI setempat.
- Anggota (orang seorang/KSP/USP Kop) yang berdomisili di lebih dari 1 (satu) Prov.DI, maka pengesahan akta pendirian diajukan kepada Menteri Negara Koperasi dan UKM

E. Persyaratan Pengelola
- Telah mengikuti pelatihan usaha koperasi dan surat ikut magang
- Surat Berkelakuan baik
- Surat pernyataan tidak mempunyai hubugan keluarga sedarah dan semenda derajat kesatu
- Surat pernyataan pengelola KSP tentang kesediaan untuk bekerja secara purna waktuPengelola KSP/USP Koperasi harus memiliki standar kompetensi pengelola usaha simpan pinjam yang ditetapkan oleh Menteri

Sumber: edisugiartonos.blogspot.com/2012/11/dasar-dasar-hukum-koperasi-di-indonesia.html

Apakah Prinsip Ekonomi Koperasi Sesuai Dengan Kebutuhan Bangsa Indonesia

Menurut saya prinsip ekonomi koperasi sesuai dengan kebutuhan bangsa Indonesia, karena Koperasi di Indonesia, menurut UU tahun 1992, didefinisikan sebagai badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Di Indonesia, prinsip koperasi telah dicantumkan dalam UU No. 12 Tahun 1967 dan UU No. 25 Tahun 1992.

Prinsip koperasi di Indonesia kurang lebih sama dengan prinsip yang diakui dunia internasional dengan adanya sedikit perbedaan, yaitu adanya penjelasan mengenai SHU (Sisa Hasil Usaha).

Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa koperasi memiliki fungsi dan peranan antara lain yaitu mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota dan masyarakat, berupaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia, memperkokoh perekonomian rakyat, mengembangkan perekonomian nasional, serta mengembangkan kreativitas dan jiwa berorganisasi bagi pelajar bangsa.

dan menurut Undang-Undang No.12 tahun 1967 adalah Organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama, berdasarkan asas kekeluargaan. Kinerja koperasi khusus mengenai perhimpunan, koperasi harus bekerja berdasarkan ketentuan undang-undang umum mengenai organisasi usaha (perseorangan, persekutuan, dsb.) serta hukum dagang dan hukum pajak.

Sumber : http://martinedrian.blogspot.com/2011_10_01_archive.html

Rabu, 31 Oktober 2012

Cerpen : Hilangnya Berlian Merah



Hilangnya Berlian Merah
Minggu pagi cuaca sangat cerah dan burung-burung berkicauan. Waktu sudah menunjukan pukul 06.30 pagi. aku ke kamar mandi untuk cuci muka dan sikat gigi. tiba-tiba, “Krrriingg !!,” suara teleponku berbunyi, dan pada saat ku angkat teleponku sebuah suara ibu paruh baya terdengar di telingaku.
”halo?,” jawabku ketika itu.
“apakah benar ini detektif Reza?,” tanya ibu itu.
“ya benar. ada apa bu?,” aku bertanya.
“begini za, di rumah saya telah terjadi kasus pencurian berlian merah, saya ingin anda memecahkan kasus ini. Bisakah kita bertemu secara langsung?,” tanya ibu itu.
“Baiklah, kita bertemu langsung saja di kantor saya, Ok?”.
“Baiklah kalau begitu”.
Waktu menunjukan pukul 14.30. Saat aku menunggu di kantorku, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu depan. Saat aku membuka pintu, muncullah seorang ibu paruh baya kurang lebih sekitar umur 45 tahun berbadan kurus memakai baju muslim yang sopan dan membawa tas kecil.
“apakah anda detektif Reza?,” tanya ibu itu.
“Ya benar. kalau saya boleh tau, siapakah nama anda?,” tanyaku.
“perkenalkan, Nama saya ibu Nurul nurhidah. Anda boleh memanggil saya ibu nurul”.
“kalau boleh tau, kenapa ibu Nurul meminta bantuan kepada saya?,” tanyaku.
“karena saya yakin anda dapat memecahkan kasus yang rumit ini”.
 “Apakah anda sudah meminta bantuan kepada polisi?”.
“belum, karena saya ingin anda memecahkan kasus ini terlebih dahulu”.
“baiklah, coba tolong ibu Nurul jelaskan tentang  kejadian pencurian berlian merah secara terperinci.”
“Baiklah. Pada pagi hari tanggal 17 september sekitar pukul 07.30, saya dan keluarga saya masih pada tidur dan hanya pembantu-pembantu saya yang sudah bangun waktu itu. Ketika saya bangun, saya terkejut melihat lemari saya beserta lacinya yang sudah terbuka lebar dan amat sangat berantakan. Saat saya memeriksa seluruh isi lemari saya, sebuah berlian merah warisan turun temurun dari nenek saya telah hilang di ambil oleh pencuri itu. Lalu saya membangunkan suami saya dan memanggil anak-anak serta pembantu-pembantu saya’.
“Siapa saja pada saat kejadian itu yang berada di kamar anda?”.
“hanya saya dan suami saya”.
“siapa saja yang tinggal di rumah anda?”.
“saya, suami saya, 3 orang anak saya yang bernama ; Andi, Lisa, dan Ricky. Serta seorang supir saya yang bernama pak Sobirin dan 2 orang pembantu saya yang bernama Inah dan Romlah” kata dia.
“apakah anda sudah bertanya dengan seluruh orang yang berada di rumah anda?,” Tanyaku.
“sudah, tapi mereka semua tidak tahu tentang kejadian ini”.
‘apakah ada barang lain yang hilang selain berlian merah yang anda punya?”
“tidak ada, hanya berlian merah saja yang hilang”.
“hanya berlian merah saja yang hilang!?,” tanyaku dengan ekspresi wajah yang bingung.
“iya, tapi yang saya bingungkan kenapa pencuri itu hanya mengambil berlian merahnya saja? Kenapa uang dan perhiasan-perhiasan saya tidak di ambil juga? Sungguh hal yang sangat rumit,” ibu itu menunjukan ekspresi yang sangat bingung lalu menghela nafas.
“hmm.. memang sungguh hal yang sangat rumit” kataku sambil berfikir. “baiklah. bisakah kita langsung pergi ke rumah ibu untuk memeriksa tempat kejadian itu?”.
“dengan senang hati saya akan mengantarkan anda ke rumah saya,” ibu itu tersenyum.
Saya dan ibu Nurul langsung berangkat kerumahnya dengan naik mobil yang sudah di jemput oleh supirnya yang bernama pak Sobirin. Pada saat perjalanan suasana di mobil itu sunyi senyap. Kadang ibu Nurul bertanya tentang kehidupan pribadiku, dan aku hanya menjawab sekedarnya saja. Aku melihat sosok ibu Nurul ini memang orang kaya. Dari pakaiannya pun aku sudah tahu bahwa dia menunjukan kalau dia memang orang kaya. Lalu aku sampai di rumahnya ibu nurul.
“Ijah !!,” ibu Nurul memanggil pambantunya.
Lalu datanglah seorang wanita yang kurang lebih berumur 18 tahun memakai kaos oblong dan celana 3 perempat.
“iya bu,” jawab si Inah.
“mana bapak dan anak-anak?,”
“bapak sedang di ruang kerja bu, Andi sedang belajar, Lisa lagi berenang dan Ricky sedang main game,”
Lalu muncullah suami ibu Nurul, dia berbadan gemuk dan memakai kacamata.
“Selamat datang di rumah saya detektif Reza,” sapa suami ibu Nurul itu dengan ramah kepada saya.
“Selamat siang pak,” kataku.
“Silahkan duduk tuan,” suami bu Nurul mempersilahkan saya duduk.
“Perkenalkan saya Heru,” kata suami bu nurul.
“Saya sudah tahu tentang anda. kata orang-orang anda adalah detektif handal. Saya sangat senang anda dapat membantu keluarga saya,” kata dia sambil memuji saya.
“ah, pak Heru ini bisa saja. Saya juga sangat senang bisa membantu orang lain,” kataku sambil tersenyum.
“Baiklah anda langsung saja memeriksa kamar saya,” kata bu nurul.
Lalu saya diantarkan oleh bu Nurul dan suaminya ke kamarnya. Ketika sampai di kamarnya, Saya melihat tempat di sekitar lemari itu sangat berantakan. Saya memakai sarung tangan dan memeriksa seluruh lemari itu. Lalu saya melihat  lubang kunci lemari dan lacinya tidak rusak sedikitpun dan hanya tergores sedikit. Saya berfikir sejenak sambil memeriksa seluruh sudut-sudut kamar bu nurul. Lalu saya menemukan sebuah peniti kecil di bawah lemari bu Nurul. Terlintas difikiran saya bahwa si pencuri memakai peniti itu untuk membuka lemari dan laci itu. Lalu saya menemukan sebuah jarum yang di bantal bu nurul dan pak heru yg didalam jarum itu terdapat bau obat bius. “Apakah pelaku memakai obat bius kepada mereka agar si pelaku dapat leluasa mengambil berlian merah itu?,” fikirku. Dan aku yakin bahwa pelakunya itu berasal dari seseorang yang berada di rumah bu Nurul. Dugaanku semakin kuat ketika aku mencium bau parfum yang aku kenal dan menemukan sebuah cincin yang di cincinnya itu bertuliskan nama sesorang yang aku curigai dan sekarang aku tahu siapa pelakunya.
“Saya sudah tahu pelakunya,” kataku.
“Benarkah!!?,” kata suami istri itu kompak.
“Tolong panggil semua orang yang berada di rumah ini, termasuk pembantu dan supir anda dan tolong kumpulkan semua orang di ruang tamu anda,” kataku memerintah.
“Baiklah,” kata bu Nurul.
Lalu bu Nurul memanggil semua orang yang berada di rumahnya dan mengumpulkannya di ruang tamu. Di ruang tamu semua orang sudah bekumpul semua.
“Baiklah,” kata saya sambil memulainya.
“setelah saya memeriksa seluruh isi ruangan di kamar bu Nurul dan pak Heru, saya mengetahui cara pelaku mengambil berlian merah itu. Pertama. Pelaku masuk ke kamar bu  Nurul saat semua orang sedang pergi bekerja dan menaruh sebuah jarum  bius di bantal bu Nurul dan pak Heru.”
“Pantas saja saat saya mau tidur, saya merasa ada yang menusuk di leher saya. Saya kira nyamuk yang menggigit saya tapi ternyata obat bius yang menusuk leher saya,” kata pak Heru dengan jengkel.
“Lalu,” saya melanjutkan. “si pelaku beraksi ketika benar-benar yakin bahwa pak Heru dan bu Nurul sudah terkena obat bius. Si pelaku membuka kunci kamar, kunci lemari dan kunci laci hanya dengan sebuah jarum ini,” aku sambil menunjukan jarumnya ke semua orang. “Dan” saya melanjutkan. “Mengambil berlian merah itu dengan  leluasa.”
“Jadi siapa pelakunya!??,” kata bu Nurul dengan sangat penasaran.
“Pelakunya adalah supir anda sendiri bu, pak Sobirin.”
“APAAAAAAA!!!?,” semua orang terkejut.
“Hey, mengapa anda menuduh saya bung!!?,” kata pak Sobirin dengan nada marah.
“Karena memang anda lah pelakunya pak,” kataku dengan tenang.
“Apa buktinya kalau saya pencurinya??.” Dengan nada pembelaan diri.
“Cincin ini,” sambil memberi cincin itu ke pak Sobirin.
“Cincin ini saya temukan di sekitar laci bu Nurul, lalu di belakang cincin anda itu terdapat tulisan nama anda yang mungkin itu hadiah dari istri anda.”
Pak Sobirin bersikap panik dan bingung
“Ya memang saya yang mengambilnya,” dia berkata.
“Kenapa kau mencurinya pak?,” kata bu Nurul.
“Saya mengetahui bahwa berlian yang ibu punya itu sangat mahal dan nilanya sangat berharga. jadi saya fikir kalau saya menjualnya kepada orang lain, saya sangat kaya bu. Saya melakukan itu karena saya bosan dengan hidup saya yang seperti ini saja. Jadi saya terpaksa mencurinya,”  kata pak Sobirin dengan nada menyesal.
“Tapi  tidak mesti harus mencuri kan, pak??, ” kata bu Nurul dengan bijak.
 “ Kalau  anda ingin kaya, anda harus bekerja lebih keras dan mencuri bukanlah hal yang tepat untuk menjadi orang  kaya,” bu Nurul menasehatinya.
‘Saya sangat menyesal bu,” kata pak Sobirin
“Jadi dimana anda menyimpan berlian merahnya?,” kata ku.
“Ada di kamar saya.” Kata pak Sobirin
Pak Sobirin mengantarku ke kamarnya bersama bu Nurul dan pak Heru. Mengambil berlian merahnya dan mengembalikannya kepada bu Nurul.
“Saya kira anda orang yang baik, tapi ternyata saya salah. Padahal saya sudah mengangggap pak Sobirin seperti keluarga saya sendiri.” Kata bu Nurul dengan kecewa.
“Maafkan saya bu, saya amat sangat menyesal.”
Lalu polisi datang dan menangkap pak Sobirin.
“Terima kasih detektif  Reza atas bantuannya, saya sangat berterima kasih sekali ,” kata bu Nurul.
“Sama-sama bu. Saya juga sangat senang bisa membantu keluarga anda,” kataku sambil tersenyum.
Disini saya mendapat pelajaran sangat berharga, ternyata masih banyak orang-orang miskin yang ingin menjadi kaya. Tapi mencuri itu bukanlah hal yang tepat untuk menjadi orang  kaya. Hanya dengan bekerja keras lah yang membuat orang-orang menjadi kaya. Jadi mencuri itu bukanlah hal yang tepat untuk menjadi orang kaya
SELESAI